09 November 2009

KHAMAR, NAJIS ATAU SUCI?

KHAMAR adalah segala sesuatu yang memabukkan baik terbuat dari anggur, kurma, gandum atau yang selainnya. Khamar ini haram hukumnya sebagaimana ditunjukkan dalam Al Qur'an, As Sunnah dan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin. Lalu apakah khamar ini najis?

Jumhur ulama berpandangan khamar itu najis berdalil ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah adalah rijs dari perbuatannya setan..." (Al Maidah: 90)

Mereka memaknakan rijs di sini dengan najis, namun yang benar dari pendapat yang ada, khamar bukanlah najis dan ini merupakan pendapatnya Rabi'ah Ar Ra'yi, Al Laits, Al Muzani, Syaukhani, Syaikh Albani, Syaikh Ibnu Utsaimin dan selain mereka.

Adapun yang dimaksud dengan ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Al Maidah di atas, kata Imam Syaukhani rahimahullah: "Tatkala khamar di sini digandengkan penyebutannya dengan "al anshoob" (berkorban untuk berhala) dan "al azlaam" (mengundi nasib dengan panah) maka kata yang menyertai ini memalingkan makna rijs (dalam ayat) kepada selain najis yang syar'i." (Ad Darari, hal. 20)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah juga menerangkan tentang makna ayat dalam surat Al Maidah ini bahwa yang dimaksud najis di sini adalah najis ma'nawi (secara makna) bukan najis hissiyah (indrawi dari dua sisi:
1. Khamar disertakan dengan al maisir (judi), al azlaam, dan al anshoob, dan najis di sini secara maknawi.
2. Sesungguhnya rijs di sini dikaitkan dengan firman-Nya: "min 'amalisy syaithaani" (dari perbuatannya setan) sehingga maknanya rijs amali (perbuatannya) bukan rijs 'aini (bendanya yang najis) yang dengannya semua perkara ini dihukumi najis. Wallahu a'lam.


Sumber: Majalah Syari'ah, No. 02/I/Rabi'ul Awwal/1424 H/Mei 2003, hal. 30-31.