12 November 2009

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

JIKA mau jujur, niscaya kita akan menemukan banyak sekali nikmat yang telah Allah berikan yang kita tidak akan sanggup untuk menghitungnya, terlebih berusaha untuk mensyukurinya. Semua nikmat itu telah dirasakan sejak kita diciptakan dari setetes air mani, lalu menjadi darah, kemudian menjadi segumpal daging, setelah itu ditiupkan ruh, dan diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Ini terus berlangsung sampai kita dipanggil oleh Allah. Sebagaimana firman Allah:
"Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk." (At Tiin: 4)

Abdurrahman As Sa'dy rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya halaman 859: "Sempurna dalam penciptaan, sesuai anggota-anggota badannya (antara yang satu dengan yang lain, pent.), bagus posturnya, dan tidak butuh lagi kepada sesuatu baik yang nampak atau tidak."

Semua ini menuntut setiap orang agar bersyukur kepada Allah baik dengan lisan, hati dan seluruh anggota badannya. Selain itu dengan memuji-Nya, tunduk dan patuh terhadap segala apa yang diperintahkan-Nya, serta tidak mengkufuri-Nya. Inilah bentuk ketaatan kepada Allah. Allah berfirman:
"Tiadalah ada pada kalian satu nikmat kecuali datang dari Allah." (An Nahl: 53)

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya 2/193 mengatakan: "Segala rizki, nikmat, kesehatan, dan pertolongan yang diberikan kepada semua hamba merupakan wujud keutamaan dan kebaikan Allah atas mereka."

Abdurrahman As Sa'dy rahimahullah dalam tafsir beliau hal. 395 berkata: "Tidak ada satu nikmatpun baik yang nampak dan tidak nampak kecuali datangnya dari Allah."

Sudahkah lisan anda basah dalam berdzikir kepada Allah sebagai wujud rasa syukur anda kepada-Nya? Sudahkan anda mempergunakan seluruh anggota badan anda untuk taat kepada Allah sebagai wujud syukur anda kepada-Nya? Dan tahukah anda bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah yang terbaik?

Bentuk rasa syukur yang terbesar dan terbaik, seperti yang telah disinggung di atas, adalah dengan beribadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah berfirman:
"Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Adz Dzariat: 56)

Dalil yang menunjukkan bahwa ibadah itu adalah cara bersyukur yang paling besar adalah sabda Rasulullah yang dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha: "Rasulullah pada suatu malam bangun melaksanakan shalat sampai pecah-pecah kaki beliau, kemudian Aisyah mengatakan: "Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan yang demikian itu padahal dosa-dosamu yang telah lewat dan yang akan datang telah diampuni Allah?" Rasulullah menjawab: "Tidakkah boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?"

Wallahu a'lam bish-shawab.


Sumber: Majalah Syari'ah, No. 02/I/Rabi'ul Awwal/1424 H/Mei 2003, hal. 41-42.